Setiap kali mendengar kata “tahun baru”, apa yang terlintas di benak kita? Mungkin terompet, kembang api, atau daftar resolusi yang panjang. Tapi, tahukah kamu kalau umat Islam punya momen pergantian tahun yang tak kalah istimewa dan sarat makna? Ya, itulah Tahun Baru Islam, yang jatuh pada tanggal 1 Muharram. Berbeda dari perayaan lainnya, Tahun Baru Hijriah mengajak kita untuk merenung dan bertransformasi.
Bagi kamu yang mungkin masih awam atau ingin lebih paham, artikel ini akan membahas tuntas tentang tahun baru islam dengan gaya yang santai. Kita akan menyelami sejarah di baliknya, menggali teladan mulia, dan mengetahui anjuran amalan apa saja yang bisa kita lakukan. Yuk, kita mulai perjalanan “hijrah” pengetahuan kita!
Momen 1 Muharram adalah waktu yang tepat untuk refleksi diri.
Untuk benar-benar mengerti esensi dari tahun baru islam, kita perlu mundur sejenak dan melihat akarnya. Ini bukan sekadar penanda waktu, melainkan sebuah monumen pengingat akan peristiwa agung dalam peradaban Islam.
Nama “Hijriah” berasal dari kata “hijrah”, yang berarti perpindahan. Ini merujuk pada peristiwa monumental ketika Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya hijrah dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Peristiwa ini bukan pelarian, melainkan sebuah langkah strategis yang menjadi titik awal berdirinya masyarakat dan negara Islam yang berdaulat.
Penetapan kalender ini sendiri baru dilakukan pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab RA, sekitar 17 tahun setelah peristiwa hijrah. Setelah berdiskusi dengan para sahabat, beliau menetapkan momen hijrah sebagai awal dari kalender Islam karena signifikansinya yang luar biasa dalam mengubah arah sejarah Islam. Dan bulan pertama yang dipilih adalah Muharram, sehingga 1 Muharram resmi menjadi hari pertama dalam Tahun Baru Hijriah.
Inti dari tahun baru islam adalah semangat hijrah itu sendiri. Hijrah bukan hanya soal berpindah tempat secara fisik, tapi yang lebih penting adalah hijrah secara spiritual. Apa maksudnya?
Maka dari itu, 1 Muharram adalah momentum emas untuk kita melakukan “hijrah diri”, yaitu berkomitmen untuk menjadi versi yang lebih baik dari diri kita di hadapan Sang Pencipta dan sesama manusia.
Peristiwa hijrah Nabi SAW sarat dengan teladan yang relevan hingga akhir zaman. Beberapa pelajaran berharga yang bisa kita petik antara lain:
Lalu, bagaimana cara kita mengisi momen tahun baru islam ini? Berikut adalah beberapa anjuran amalan yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan keberkahannya:
Pada akhirnya, Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriah adalah sebuah undangan terbuka bagi setiap Muslim untuk melakukan perubahan. Ini bukan tentang perayaan yang gegap gempita, melainkan tentang perenungan yang mendalam. Dengan memahami sejarah, meneladani semangat hijrah, dan menjalankan anjuran amalan di bulan Muharram, kita bisa menjadikan momen 1 Muharram sebagai titik tolak untuk menjadi pribadi yang lebih taat, lebih baik, dan lebih bermanfaat.
1. Apa bedanya Tahun Baru Islam dan Tahun Baru Masehi?
Tahun Baru Islam (Hijriah) didasarkan pada peredaran bulan dan dimulai dengan peristiwa hijrah Nabi, sedangkan Tahun Baru Masehi didasarkan pada peredaran matahari. Dari segi perayaan, Tahun Baru Islam lebih menekankan pada refleksi spiritual dan ibadah.
2. Kenapa bulan Muharram dianggap istimewa?
Muharram termasuk dalam empat bulan haram (bulan yang dimuliakan) dalam Islam. Amalan ibadah yang dilakukan di bulan ini pahalanya dilipatgandakan, begitu pula dengan perbuatan dosa.
3. Apakah wajib merayakan Tahun Baru Islam?
Tidak ada kewajiban khusus untuk merayakannya dengan ritual tertentu. Namun, menjadikannya sebagai momentum untuk introspeksi diri dan meningkatkan amal ibadah adalah sebuah anjuran yang sangat baik.
4. Apa itu puasa Asyura?
Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Puasa ini memiliki keutamaan dapat menghapus dosa setahun yang lalu.